Jadi, empat bulan yang lalu gue sempet sign up untuk Sekolah Skenario yang diadakan oleh Ernest Prakasa secara gratis di beberapa kota, dengan persyaratan menyertakan data diri, 5 referensi film yang disuka Indonesia dan Hollywood, dan mini skenario. Dan, karena gueng kenapa gak sekalian aja list list ini di upload, sebenernya udah dari empat bulan yang lalu mau di upload, tapi baru ada waktu untuk membereskan ulang blog saat ini. Dan dengan catatan ini my top 5 favorite dari empat bulan lebih yang lalu, ada film film Hollywood juga yang baru gue tonton dalam rentang waktu empat bulan, yang ternyata menggantikan posisi 5 list ini. I’ll update later! Karena waktu itu persyaratannya Cuma disuruh kasih 5 referensi film dengan penjabaran singkat, jadi begini adanya:
2. Memento/Predestination Film ini juga cukup mirip. sama-sama mind-f*ck. Rasanya hal itu bisa dengan cukup menjelaskan kenapa gue memilih film ini. 3. Le Petit Prince dan Little Miss Sunshine Gue sangat menyukai kedua film inifilm ini karena jika dipahami lebih dalam film ini lebih dari sekedar film anak-anak apalagi untuk film Le Petit Prince (sebagian orang meyebut ini film anak-anak karena animasi). Gue akan review singkat Le Petit Prince nya aja, film ini di adaptasi dari buku dengan judul yang sama yang ditulis oleh Antoine. Film ini sangat indah dari segi cerita. Hampir sama dengan Sekala Niskala film ini mengambarkan real dan sureal dalam satu film. Pada beberapa part film ini juga sangat relatable, gue merasa punya konseksi yang sangat kuat dengan film ini karena gue merasa gue dan The Little Prince mempunyai kekhawatiran yang sama tentang beranjang dewasa. Gue menonton film ini saat gue mengalami masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa dan yang gue ingat Little Prince pernah berkata,’What will you, when you grow up?’ dan ada juga ‘Grown-ups never understand anything by themselves, and it is tiresome for children to be always and forever explaining things to them.’ 4. Hidden Figures dan The Help Kembali lagi, kedua film ini juga memiliki kemiripan tema. Bercerita tentang diskriminasi yang terjadi kepada colored people pada jamannya dan sama-sama berdasarkan kisah nyata. Keduanya sama-sama menginspirasi. Keduanya sama-sama menyentuh jiwa humanis gue. Sama-sama melibatkan karakter wanita yang kuat. 5. A Beautiful Mind dan The Theory of Everything
Keduanya juga mirip. Biografi, tokoh utamanya orang hebat, punya penyakit, dan berkontribusi di bidang science. Kedua film ini juga indah dengan caranya masing-masing. Orang pernah bilang,'There's a thin line between genius and insanity,' dan itu terjadi ke dalam film tersebut.
0 Comments
Jadi, empat bulan yang lalu gue sempet sign up untuk Sekolah Skenario yang diadakan oleh Ernest Prakasa secara gratis di beberapa kota, dengan persyaratan menyertakan data diri, 5 referensi film yang disuka Indonesia dan Hollywood, dan mini skenario. Dan, karena sayang kenapa gak sekalian aja list list ini di upload, sebenernya udah dari empat bulan yang lalu mau di upload, tapi baru ada waktu untuk membereskan ulang blog saat ini. Dan dengan catatan ini my top 5 favorite dari empat bulan lebih yang lalu, dan ternyata ada banyak banget nih film film Indonesia juga yang baru gue tonton dalam rentang waktu empat bulan gue, yang ternyata menggantikan posisi 5 list ini. I’ll update later! Karena waktu itu persyaratannya Cuma disuruh kasih 5 referensi film dengan penjabaran singkat, jadi begini adanya:
1. Sekala Niskala Sekala Niskala menurut saya merupakan film yang sangat unik. Film ini menceritakan concept of duality yang disisipkan dalam narasi sederhana. Film ini berkisah tentang Tantri yang mempunyai kembaran bernama Tantra yang kemudian jatuh sakit, film ini utamanya menggambarkan kesedihan Tantri yang akan ditinggal Tantra. Dimana Tantra dianggap sebagai 'yang' dari 'yin' nya Tantri. Film ini juga bercerita tentang keseimbangan. Film ini bisa menunjukan bahwa reality dan surreality hanya dibatasi oleh garis yang sangat tipis. Film ini juga mengangkat adat Bali secara sesuai dan tidak berlebihan. 2. Marlina The Murder in Four Acts Film ini di sutradarai dan ditulis naskahnya oleh salah satu sutradara favorite saya, Mouly Surya. Film ini sangat unik mengangkat tema tentang budaya patriarki yang begitu mengakar di Indonesia bagian timur. Hal itu jelas digambarkan melalui dialog antar tokoh dan perilaku tokoh. Selain itu film ini juga menggambarkan keindahan Sumba dengan cara yang tidak biasa. Film ini juga terdengar sangat filosofis diawali dengan kematian kemudian diakhiri dengan kelahiran bayi dari kawan Marlina (Novi). Selain itu film ini juga mencertakan tentang budaya Sumba yang masih kental percaya dengan takhyul, diceritakan dalam adegan seseorang tanpa kepala mengikuti Marlina. "Aku tidak ingin kamu pergi. Aku juga tidak ingin kamu pulang. Yang aku ingin kamu ada." 3. Istirahatlah Kata-Kata Saya selalu suka dengan film yang berlatar waktu pra-reformasi karena akan selalu menyentil saya untuk mengingat dan kembali beterimakasih kepada siapa atas kebebasan berpendapat yang telah kita peroleh saat ini. Film ini ditulis naskahnya oleh Anggi Noen bercerita tentang drama kemanusiaan dengan subjek Wiji Thukul, yang merupakan salah satu penyair favorit saya. Film ini menceritakan sejarah tidak dengan cara-cara heroik namun film ini menceritakan sejarah dengan cara yang sunyi dan mendalam dan menyakitkan diam-diam. Film ini juga menggambarkan kemampuan Wiji Thukul untuk mengolah kata menjadi sesuatu yang penuh makna dan rasa. 4. A Copy of My Mind Film ini dibuat oleh Joko Anwar yang membuat saya sangat suka dengan film ini karena film ini sangat jujur. Saya pernah membaca interview Joko Anwar yang menyebut film ini merupakan time capsule Jakarta pada masa itu, dan saya merasakan kebenaran akan hal itu. Karena realita dan semesta yang digambarkan dalam film itu terasa sangat dekat sebagai orang yang belasan tahun hidup di Jakarta. Yang menarik, adalah tokoh Sari dan Alex yang merupakan pecinta film 'dengan cara mereka’ atau secara hukum salah. Sari selalu membeli DVD bajakan untuk menikmati film dan mempunyai cita-cita membuat home theater, begitu pun dengan Alex yang merupakan pembuat subtitle untuk DVD bajakan. Indahnya, mereka dipertemukan oleh film. "The history of the world is one of oppression. The question is, can there be history without oppression or without sadness and betrayal? It's like, when studying history, the only thing we find is betrayal. It is there, in each and every part of our life, and yet we can do nothing about it. How very tragic this is. But "life is suffering," so says the Buddha, and people cannot escape from it." 5. Gie
Saya nonton film ini, sehabis saya menyelesaikan buku Catatan Seorang Demonstran. Buku dan film ini berhasil membuat saya jatuh cinta pada Gie. Dan membuat saya mencari sosok sosok Gie dalam realita kehidupan saya. Bisa dibilang sejak saat itu, Gie adalah tipe partner idaman saya. Dan ini merupakan film favorite saya dari Riri Riza. Sebenarnya saya tidak tahu pasti apa yang membuat saya begitu jatuh cinta dengan film ini. Film ini bercerita tentang kehidupan Gie, seorang mahasiswa Universitas Indonesia dengan segala pemikiran-pemikirannya. Gie selalu mengalirkan semangat kepada siapapun yang menontonnya. I personally love this movie a lot. I feel like sometimes the movie is about me because it feels like the movie echoes some aspects of my life. I think some people also might have this feeling. Okay, let’s start I don’t know how to start a review and do a proper review, honestly. So, we’re going with my style (which is worst). So, the point of making my review is to make you watch the movie not about criticize the movie so I’m going to tell you why you should watch the movie, right? Jadi, kita bahas dari 3 topik penting dari sebuah teks skenario ya The character, the obstacles and the conflict atau kita sebut ketiganya The Premises. Premisnya, film ini bercerita tentang seorang anak perempuan, she’s strong-willed yet angsty teenager, vibrant, rebellious starring by Saoirse Ronan as a Lady bird or Christine (her real name). Dia sekolah di sekolah katolik gitu di daerah Sacramento. Tapi, she longed for a better school dia pengen pas college nyari di “a city with culture” soalnya dia ngerasa di Sacramento is a city with no culture. Dia ngerasa terkurung di Sacramento. She constantly wrestles between what she sees as affirmations of her status. Obstacle-nya disini adalah justru hubungan dia sama ibunya yang ga setuju kalo dia ambil college di East Coast dan munculah konflik-konflik. Menurut gue film ini relate bangeeeeeeeet sama semua orang yang ngalamin transisi dari SMA ke College, atau dari remaja ke dewasa. It reflects me or even you on so many level. Yang gue suka banget dari film ini adalah the complexity of her mom character. Setelah gue nonton film ini gue jadi makin sadar ternyata parenting tuh berat banget. I loved almost every character and the way that the actors portrayed them. (Kalo kalian udah nonton, nanti bakal nemu Kyle. Menurut gue, dia juga unik banget) I feel I shared the same problem, I feel the connection. "....bahwa aku tak yakin apakah aku akan mengalami Indonesia yang berubah; Indonesia yang berbeda; Indonesia yang kita inginkan bersama." Gue beli buku ini di 2018 dan waktu itu lagi ada promo cashback, dan buku ini, sama seperti Pulang mampu menyentuh sisi kemanusiaan gue. keduanya mengangkat dua masa terkelam pelanggaran hak asasi manusia yang pernah dialami negara ini, catatan hitam yang setiap orang enggan untuk membuka dan mengakuinya. Lupa berapa kali gue menahan tangis karena gue bacanya di bulan puasa, karena takut batal. Dan berapa kali akhirnya gue terisak karena bacanya malem abis sholat teraweh menuju sahur.
Respon gue abis gue baca buku ini adalah, oke gue harus baca lebih banyak sejarah dan gue pengen ikut kamisan. Walaupun sebelumnya gue udah pernah sering denger kamisan, tapi belum pernah benar-benar tergerak sampai akhirnya gue baca buku ini. Buku ini berlatar tahun 1960-1998. Buku ini menceritakan tentang Biru Laut, punyak adik namanya Asmara Jati dan kedua orang tuanya mereka sangat menikmati hari Minggu yang diisi dengan Gulai Tengkleng buatan Ibu dan lagu Blackbird – The Beatles kesukaan Bapak. Sampai akhirnya Laut pindah ke Jogja untuk studi sastra di UGM dan bergabung dengan aktivis Winatra, Laut mengambil posisi sebagai Sekjen Winatra saat itu. Kegiatan Winatra adalah membaca, mendiskusikan, mempelajari, mengkaji keadaan Indonesia saat itu. Hal tersebut dianggap mengancam pemerintah sampai pada kahirnya Laut dan teman-temannya disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, disiksa dengan es dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu. Buku ini kemudian membuat gue merenung, semua kebebasan berpendapat yang kita peroleh saat ini adalah hasil dari perjuangan teman-teman di masa lampau, bahkan sebagian dari mereka belum sempat merasakan hidup di Indonesia masa kini. Hidup di suatu keadaan yang sejak dulu mereka idam-idamkan. Namun, kita justru terpecah belah oleh kebebasan berpendapat itu sendiri, ingat kasus pilkada DKI Jakarta 2017 kemarin kan? Banyak sekali pendapat, banyak sekali suara, banyak sekali hoax, Indonesia rasanya bising sekali. Gue memberi buku ini rate 4/5. Buku ini jauh lebih dari sekedar timeline atau plot tentang sejarah. Buku ini menyentuh gue dari berbagai sisi. Untuk sinopsis lebih lanjut bisa baca disini. Mungkin untuk membuat pertanyaanku lebih terdengar akademis dan filosofis: siapakah pemilik sejarah? Siapa yang menentukan siapa yang jadi pahlawan dan siapa yang penjahat? siapa pula yang menentukan akurasi setiap peristiwa? Gue nulis ini tepat di penghujung tahun 2017 sampe suara petasan ga kerasa udah ga bunyi lagi.
Awalnya gue nemu buku ini asal aja gitu di Kineruku dan udah lama pengen baca juga sih sebenernya. Akhirnya gue baca kurang lebih 4 harian dan boom! Gue suka banget. Oh iya sebelumnya, perlu di garis bawahi gue menulis review ini dikhususkan untuk teman-teman yang mau memulai suka baca tapi gak tau mau mulai dari mana. Kalau buat teman-teman yang udah suka baca coba go find better reviewer! Sinopsisnya ada di sini Genre buku ini adalah sastra Indonesia. Dramanya ada, sejarahnya ada, romansanya ada. Wajib banget dibaca buat nambah wawasan lo tentang gimana keadaan Indonesia saat 1965-1998. Biar lo gak melulu di bodohin sama buku sejarah sendiri. Setelah baca banyak buku sejenis ini lo akan merasa dibodohi sama kisah sejarah pas lo jaman sekolah dulu. Dan lo semakin sadar kalo sejarah yang selama ini kita baca berdasarkan sudut pandang penindas bukan yang ditindas. Drama di novel ini juga bagus banget. Gue mau cerita apa-apa nanti spoiler. Pokoknya worth ur time! Banyak banget yang bisa lo ambil dari buku ini daaan ceritanya juga ringan baget buat lo yang ga terlalu suka politik atau sejarah. Dan yang paling spesial buat gue karena ada sentuhan-sentuhan kisah Mahabratanya. Gue dari dulu udah suka banget sama kisah Mahabrata dan di novel ini bisa dibilang tokoh utamanya juga suka Mahabrata, dan ada tokoh yang suka sama Le Petit Prince dimana itu adalah salah satu film kesukaan gue. Gue pernah review juga. Dan dari buku yang lumayan ringan ini juga banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang bisa lo ambil bukan dari cerita utamanya aja. Kalo untuk buku ini gue kasih rate 4/5 hehe Film Indie yang rilis tahun 2007-an memberikan gue pengalaman baru dalam menyaksikan sebuah film. Film yang di sutradarai oleh Richard Schenkman ini berhasil membuat gue mencari lebih jauh film-film sejenis ini.
Jujur sebelumnya, gue belum pernah noton film setipe kaya gini. I'd highly recommend The Man From Earth. Ini film yang mmbuat gue pengen selamanya nonton the whole duration. Cerita film ini berpusat pada seorang pria yang membongkar kisah perjalanannya selama 14000 tahun. There are no flashbacks or special effects. Just the story is enough to keep you hooked. It's as if you are sharing the same room with them listening to a captivating story and having mixed feelings, just like them. Hi, pasti pernah denger film yang judulya Le Voyage Dans La Lune kan? Judul film ini pasti selalu dijadiin rekomendasi sebagai film yang wajib di tonton dari tahun ke tahun. Awal gue tau film ini itu dari buku 1001 Movies You Have To Watch Before You Die. Gue penasaran banget sama film ini.
Tapi, kalian jangan banyangin kalo film ini punya teknologi super canggih yang bikin filmmnya keren sampai direkomendasiin dari tahun ke tahun. Ya bisa diliat filmnya aja di release tahun 1902 dan itu 100 tahun bahkan lebih yang lalu. Le Voyage Dans La Lune adalah bahasa Perancis yang mempunyai arti A Trip to the Moon. Dari judulnya, sudah tergambar jelas seperti apa isi filmnya. Ternyata pas gue liat film ini yang cuma berdurasi 12 menit kurang lebih ini hampir sama kaya salah satu scene dari film The Hugo (2011). Di film The Hugo lebih versi masa kini. (gue nonton film The Hugo lebih dulu daripadi ini). Ini adalah silent movie pertama yang gue tonton. Sebelum gue tonton Les Vampires, Birth of A Nation, The Great Train Robbery dlsb nanti gue juga bakal kasih review tentang itu. Jujur sebagai anak jaman sekarang yang terbiasa dengan film berteknologi canggih kaya film marvel sekarang dan banyak contoh-contoh film canggih lainnya merasa jadi agak gimana gitu ya pas awal. Silent movie plus black and white. But, after that I enjoyed this movie as much as I enjoyed the other movie. The story is clearly about a trip to the moon. Kelompok astronom yang pergi ke bulan, menjelajahi permukaan bulan dan ketemu Selenite (penghuni bulan) terus mereka kabur. There is no complicated conflict here. Menurut gue di dalam tahun 1902 orang udah bisa bayangin pergi ke bulan adalah hal yang sangat imajinatif untuk dibayangkan pada masa itu. Film ini juga terinspirasi dari novel From the Earth to the Moon dan Around the Moon (ini belom gue baca karna gak tau mau nyari dimana, pls if you have any idea comment down below). Dan pada jamannya film ini paling sukses dari semua film ciptaan Mḗliḕs dan bagian kapsul mendarat di salah satu mata bulan itu adalah gambar paling iconic yang sering dijadikan referensi sejarah sinema karena begitu melegendanya film ini. Film ini disebut sebagai film fiksi ilmiah pertama dan paling berpengaruh dalam sejarah sinema. Nyari film ini dalam versi HD agak susah tapi nanti gue bakal kasih postan khusus tentang site yang nyediain film-film lama. Buku-buku jadul dll. Ya, jadi film ini menurut gue 4,3/5 while di Rotten Tomatoes dapet 100% dan di IMDb 8,2/10. Untuk movie clip, synopsis dlsb langsung cek site itu aja! Dan ini juga ad tambahan review disini. Yap! Kali ini gue akan megulas singkat tentang film The Help gue suka banget sama film ini! Banget! Itu kaya membuka mata kita tentang diskriminasi itu sangat sangat nyata. Film itu release tahun 2011 dan berlatar tahun 1960 which is it was almost half century ago but the discrimination still going on until now.
Ini wajib banget kalian tonton karena setelah kalian nonton kalian pasti bakal lebih terbuka matanya tentang diskriminasi dan kalian pasti bakal penasaran dan mencari tahu lagi diskriminasi yang terjadi di dunia ini sebenernya kaya gimana? And it’s so awful. I warned you. Film ini bercerita tentang Skeeter anak kulit putih yang memliki bibi orang kulit hitam namanya Costantine. Kemudian Skeeter kuliah di University of Missisipi setelah selesai kuliah ternyata Costantine udah ga bekerja lagi di rumahnya. Dia mulai marah padaha Costantine yang mengasuh dia dari kecil tiba-tiba saat dia pulang Costantine sudah tidak ada dan orang-orang rumah tidak ada yang memberitahunya. Kemudian dia punya temen-temen hang out ini orang kulit putih semua dan mereka agak racist. Sampai salah satu temennya Hill membuatkan toilet khusus di luar rumah untuk bibinya yang orang kulit hitam bernama Minny. Tapi, suatu saat Minny malah menggunakan toilet di dalam rumah karena di luar sedang hujan badai. Akhirnya Hill marah dan seterusnya. Beda dengan teman-temannya yang lain yang langsung menikah. Skeeter malah ingin menjadi jurnalis dan dia berniat membuat buku tentang diskriminasi yang dilakukan oleh orang kulit hitam. Orang pertama yang di wawancarai adalah Aibileen. Awalnya Aibileen menolak karena takut kehilangan pekerjaan hanya karena membeberkan apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, ayo cek ya link dibawah yang akan gue kasih udah lengkap ada sinopsis dan lain-lain. Pokoknya The Help bagus menurut gue! Gue kasih rate 4,3/5. While di Rotten Tomatoes dapet 75% dan di IMDb dapet 81%. Go check it out! “Kalau lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati, beban pikiranmu menjadi ringan. Kalau kamu tambah ruwet, meski yang mendengarkanmu tadi seolah serius mendengar, berarti dia tidak benar-benar hadir untukmu." Halloo! Kali ini gue akan memberi review singkat tentang buku Partikel by Dee Lestari. Jujur gue agak males ngereview buku ini karna udah lumayan banyak yang ngereview. Tapi, gue suka buku ini jadi gue rela untuk ngereview!
By the way gue udah pernah bilang dibagian what’s in my blog gue cuma review singkat. Dan untuk masalah synopsis dll. Cek disini. (good reads) Menurut gue, buku Dee seri Supernova keseluruhan cukup unik di Indonesia. Jarang ada novel yang mengambil tema science fiction. (gue gak bilang gak ada ya). Buku partikel ini dibuat dalam jangka waktu yang paling lama dari seri Supernova yang lain. Dan menurut gue ini worth-to-read karena akan memberikan kalian sebuah pengetahuan baru dan dibalut dengan alurnya menurut gue nyaman dan enak untuk dinikmati dari awal sampe akhir. Di dalemnya lo bakal dapet informasi baru kaya enteogen, lokasi-lokasi crop circle, pacific vortex, kisah wildlife photografer dan masih banyak lagi. Gue sebenernya gak pernah kepo sama urusan-urusan kaya dunia lain atau kaya dunia spirit atau kaya alien gitu sebelumnya tapi semenjak baca itu. Gue jadi baca sambil googling kaya wondering ‘ini di dunia nyata ada juga gak ya?’ Terus di buku bagian awalnya ada kisah zarah yang di didik informal sama ayahnya yang seorang dosen IPB. Pertentangan yang terjadi di awal buku lumayan seru menurut gue. Apalagi pas bagain zarah mempertanyakan tentang Tuhan dengan pertanyaan-pertanyaan polosnya. So, menurut gue rating yang gue kasih untuk buku ini adalah 3,9/5 Ini gue cantumin link-link yang menurut gue reviewannya bagus kalo kalian mau tau lebih lanjut tentang bukunya karena I’ll keep it short for every post biar orang gak males baca. https://www.goodreads.com/review/show/312779993 http://blogbukuhelvry.blogspot.co.id/2012/06/supernova-episode-partikel.html |